PENDUDUK MASYARAKAT
DAN KEBUDAYAAN
1. PERTUMBUHAN PENDUDUK
Pertumbuhan
penduduk adalah perubahan populasi sewaktu-waktu, dan dapat dihitung sebagai
perubahan dalam jumlah individu dalam sebuah populasi menggunakan "per
waktu unit" untuk pengukuran. Sebutan pertumbuhan penduduk merujuk pada
semua spesies, tapi selalu mengarah pada manusia, dan sering digunakan secara
informal untuk sebutan demografi nilai pertumbuhan penduduk, dan digunakan
untuk merujuk pada pertumbuhan penduduk dunia.
PENGGANDAAN PENDUDUK DUNIA
Waktu
penggandaan adalah periode waktu yang diperlukan untuk kuantitas untuk ganda
dalam ukuran atau nilai. Hal ini diterapkan untuk pertumbuhan penduduk,
inflasi, ekstraksi sumberdaya, konsumsi barang, bunga majemuk, volume tumor
ganas, dan banyak hal lainnya yang cenderung tumbuh dari waktu ke waktu. Ketika
laju pertumbuhan relatif (bukan laju pertumbuhan absolut) adalah konstan,
kuantitas mengalami pertumbuhan eksponensial dan memiliki waktu yang konstan
penggandaan atau periode yang dapat dihitung langsung dari laju pertumbuhan.
Kali ini dapat diturunkan dengan membagi logaritma alami 2 oleh eksponen
pertumbuhan, atau didekati dengan membagi 70 dengan laju pertumbuhan persentase
(lebih kasar tapi secara keseluruhan, membagi 72. Waktu penggandaan adalah
satuan karakteristik (unit alami skala) untuk persamaan pertumbuhan
eksponensial, dan bercakap-cakap untuk peluruhan eksponensial adalah setengah
kehidupan. Menggunakan interpolasi linear dari perkiraan UNDESA, populasi dunia
telah meningkat dua kali lipat atau akan dua kali lipat dalam tahun-tahun
berikutnya (dengan dua titik tolak yang berbeda). Perhatikan bagaimana, selama
2 milenium, menggandakan masing-masing mengambil kira-kira setengah selama dua
kali lipat sebelumnya, pas model pertumbuhan hiperbolik disebutkan di atas.
Namun, tidak mungkin bahwa akan ada penggandaan lain dalam abad ini.
FAKTOR-FAKTOR
DEMGRAFI
Pertumbuhan
penduduk yang makin cepat, mendorong pertumbuhan aspek-aspek kehidupan yang
meliputi aspek social, ekonomi, politik, kebudayaan dan sebagainya. Dengan
begitu, maka juga bertambahlah sistem mata pencaharian hidup menjadi lebih
kompleks.
Sebenarnya apa
sih yang mempengaruhi kecepatan pertumbuhan penduduk itu sendiri? Secara umum
ada 3 faktor utama, yaitu :
·
Kelahiran (Fertilitas)
·
Kematian (Mortalitas)
·
Perpindahan (Migrasi)
Dalam pengukuran
demografi ketiga faktor tersebut diukur dengan tingkat/rate. Tingkat/rate ialah
kejadian dari peristiwa yang menyatukan dalam bentuk perbandingan. Biasanya
perbandingan ini dinyatakan dalam tiap 1000 penduduk.
Faktor
Demografi, antara lain :
·
Struktur umur
·
Struktur perkawinan
·
Umur kawin pertama
·
Paritas
·
Disrupsi perkawinan
·
Proporsi yang kawin
RUMUS TINGKAT
KEMATIAN KASAR
Rumus
dimana
CDR =Crude Death Rate (Angka Kematian Kasar)
D = Jumlah kematian (death)
pada tahun tertentu
P = Jumlah Penduduk pada
pertengahan tahun tertentu
K =
Bilangan konstan 1000
Catatan1: P idealnya adalah
"jumlah penduduk pertengahan tahun tertentu" tetapi yang umumnya
tersedia adalah "jumlah penduduk pada satu tahun tertentu" maka
jumlah dapat dipakai sebagai pembagi. Kalau ada jumlah penduduk dari 2 data
dengan tahun berurutan, maka rata-rata kedua data tersebut dapat dianggap
sebagai penduduk tengah tahun.
: dari Susenas 2003 tercatat sebanyak
767.740 kematian, sedangkan jumlah penduduk pada tahun tersebut diperkirakan
sebesar 214.37.096 jiwa. Sehingga Angka Kelahiran Kasar yang terhitung adalah
sebesar 3,58. Artinya, pada tahun 2003 terdapat 3 atau 4 kematian untuk tiap
1000 penduduk.
RUMUS TINGKAT KEMATIAN KHUSUS
ASDRx = Dx/Px x K
Ket :
ASDRx
= Angka Kematian khusus umur tertentu (x)
Dx = Jumlah Kematian pada umur tertentu
selama satu tahun
Px = Jumlah Penduduk pada umur tertentu
K
= Bilangan konstan 1000
ANGKA KELAHIRAN
·
Angka kelahiran kasar atau Crude Birth Rate
(CBR) menunjukkan jumlah bayi yang lahir setiap 1.000 penduduk dalam satu
tahun. Untuk mencari angka kelahiran kasar digunakan rumus sebagai berikut.
Di mana: CBR = L/P *1000
CBR = angka kelahiran kasar
= jumlah
kelahiran selama satu tahun
P = jumlah penduduk pertengahan
tahun
Angka kelahiran kasar digolongkan
menjadi tiga, yaitu:
a) Golongan tinggi, apabila jumlah
kelahiran lebih dari 30.
b) Golongan sedang, apabila jumlah
kelahiran antara 20 - 30.
c) Golongan rendah, apabila jumlah
kelahiran kurang dari 20.
Menurut Wardiyatmoko angka kelahiran kasar (CBR) dalam
kurun waktu 2000 - 2005 kurang lebih sebesar 29. Dibandingkan dengan CBR Asia
25, Thailand 28, Malaysia 27, dan Singapura 25 maka CBR Indonesia masih relatif
tinggi.
Contoh:
Pada pertengahan tahun 2006, jumlah penduduk di
Kecamatan X sebanyak 20.000 jiwa dan jumlah bayi yang lahir tercatat 900 anak
Berapa angka kelahiran kasarnya?
Angka
kelahiran kasar adalah 45, artinya pada setiap 1.000 penduduk dalam satu tahun
terjadi kelahiran sebanyak 45 bayi.
·
Angka kelahiran umum atau General Fertility Rate
(GFR) adalah banyaknya kelahiran tiap 1.000 wanita yang berusia 15 - 49 tahun
pada pertengahan tahun. Angka kelahiran umum dapat diketahui dengan rumus.
Di mana: GFR = L/W(15-49)*1000
L = banyaknya kelahiran selama satu
tahun
(15 - 49) = banyaknya penduduk
wanita yang berumur 15 – 49 Tahun
Contoh:
Di kecamatan X banyaknya wanita berumur 15 - 49 tahun pada
pertengahan tahun 2006 ada 9.000 orang, sedangkan jumlah bayi yang lahir 900
anak. Berapakah angka kelahiran umumnya?
Angka kelahiran umum 100, artinya setiap 1.000 wanita
berumur 15 - 49 tahun dalam satu tahun terdapat jumlah kelahiran 100 bayi.
·
Angka Keahiran Khusus
Angka kelahiran khusus atau Age Spesific Birth Rate
(ASBR) menunjukkan banyaknya bayi lahir setiap 1.000 orang wanita pada usia
tertentu dalam waktu satu tahun. Untuk mengetahui ASBR digunakan rumus sebagai
berikut.
Di mana: ASBR = Lx/Px*1000
ASBR = angka kelahiran dari wanita
pada umur tertentu
Lx = jumlah kelahiran dari wanita
pada kelompok umur tertentu
Px = jumlah wanita pada kelompok
umur tertentu
Contoh:
Di kabupaten A terdapat wanita usia 20 - 24 sebanyak
300.000 jiwa. Banyaknya bayi yang lahir pada tahun tersebut sebanyak 3.000
anak. Berapa angka kelahiran khususnya?
Hal itu berarti setiap 1.000 orang wanita usia 20 - 24 tahun terdapat bayi yang lahir dalam setahun.
2. MIGRASI
Migrasi penduduk
adalah perpindahan penduduk dari tempat yang satu ke tempat yang lain. Dalam
mobilitas penduduk terdapat migrasi internasional yang merupakan perpindahan
penduduk yang melewati batas suatu negara ke negara lain dan juga migrasi
internal yang merupakan perpindahan penduduk yang berkutat pada sekitar wilayah
satu negara saja.
Migrasi
merupakan bagian dari mobilitas penduduk. Mobilitas penduduk adalah perpindahan
penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas penduduk ada yang bersifat
nonpermanen (sementara) misalnya turisme baik nasional maupun internasional,
dan ada pula mobilitas penduduk permanen (menetap). Mobilitas penduduk permanen
disebut migrasi. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu tempat ke
tempat lain dengan melewati batas negara atau batas administrasi dengan tujuan
untuk menetap.
Jenis-jenis
Migrasi
Migrasi dapat
terjadi di dalam satu negara maupun antarnegara. Berdasarkan hal tersebut,
migrasi dapat dibagi atas dua golongan yaitu :
a. Migrasi
Internasional, yaitu perpindahan penduduk dari suatu negara ke negara lainnya.
Migrasi internasional dapat dibedakan atas tiga macam yaitu :
* Imigrasi,
yaitu masuknya penduduk dari suatu negara ke negara lain dengan tujuan menetap.
Orang yang melakukan imigrasi disebut imigran.
* Emigrasi,
yaitu keluarnya penduduk dari suatu negara ke negara lain. Orang yang melakukan
emigrasi disebut emigran.
*Remigrasi atau
repatriasi, yaitu kembalinya imigran ke negara asalnya.
Macam - Macam Migrasi
Pertama ,
Migrasi Internasional dibagi menjadi tiga , yaitu :
Imigrasi => Masuknya penduduk ke suatu
negara
Emigrasi => Keluarnya penduduk ke negara
lain
Remigrasi => Kembalinya penduduk ke
negara
Kedua , Migrasi
Nasional dibagi menjadi empat , yaitu :
Urbanisasi => Dari Desa ke Kota
Transmigrasi => Dari Pulau ke Pulau
Ruralisasi => Dari Kota ke Desa
Evakuasi => Dari tempat yang tidak aman
ke tempat yang aman
Proses Migrasi
Dengan adanya
wilayah yang memiliki suatu nilai lebih maka banyak orang/ penduduk pun yang
akan pergi ke wilayah itu dikarenakan di wilayah ia tinggal sudah tidak ada
lagi nilai lebihnya untuk berkelangsungan hidupnya
Proses migrasi
pun punya cara yaitu:
• Proses migrasi
ia menetap di suatu wilayah
• Proses migrasi
hanya sementara diwilayah itu sewaktu-waktu ia dapat kembali lagi ke wilayah
tempat asalnya
• Hanya sekedar
berlibur diwilayah itu
Proses
keberangkatan migrasi bisa dilakukan dengan cara-cara tertentu misalkan kalau
imigran hanya satu orang bisa melakukannya dengan naik sepeda motor, kalau
imigran dengan banyak orang satu keluarga maka bisa melakukannya dengan naik
kendaraan roda empat atau juga naik kapal laut itulah yang biasa dilakukan
imigaran dalam melakukan migarasi di Negara Indonesia.
Tahun pun makin
lama makin berlaju dan proses imigrasi pun menjadi sangat lebih pesat dan
perubahan yang terjadi dari mulai tahun yang lalu higga tahu ini sangatlah
banyak, pada tahun ini tercatat banyak sekali imigran illegal/gelap yang tidak
mendaftarkan dirinya pada sensus penduduk pada kota asalnya balia semua itu terjadi
begitu saja tanpa adanya rasa kesadaran maka makin lama akan terjadi kepadatan
penduduk akan teradi dan susah menanganinya dikarenakan susahnya mendata para
imigran.
Migrasi Penduduk
/ migrasi manusia adalah perpindahan penduduk dari suatu daerah ke daerah lain,
berjarak jauh dan terbentuk dalam kelompok yang besar yang tujuannya adalah
menetap di suatu daerah. Migrasi melintasi perbatasan wilayah, provinsi,
negara, atau internasional. Secara historis gerakan ini nomaden, sering
menyebabkan konflik yang signifikan dengan penduduk pribumi dan perpindahan
mereka atau asimilasi budaya. Hanya beberapa orang nomaden telah mempertahankan
bentuk gaya hidup di zaman modern. Migrasi terus dalam bentuk kedua migrasi
sukarela dalam satu kawasan, negara, atau di luar dan migrasi spontan (yang
meliputi perdagangan budak, perdagangan manusia dan pembersihan etnis).
Orang-orang yang bermigrasi ke wilayah yang disebut imigran, sementara pada
titik keberangkatan mereka disebut emigran. Populasi kecil bermigrasi untuk mengembangkan
suatu wilayah dianggap batal penyelesaian tergantung pada latar belakang
sejarah, kondisi dan perspektif disebut sebagai pemukim atau koloni, sementara
populasi pengungsi oleh imigrasi dan kolonisasi disebut pengungsi.
Migrasi disebut
juga dengan mobilitas penduduk yang definisi nya sama yaitu perpindahan
penduduk dari suatu daerah ke daerah lain. Mobilitas penduduk terbagi dua yaitu
bersifat nonpermanen atau sementara misalnya turis baik nasional maupun manca
negara, dan ada pula mobilitas penduduk yang bersifat permanen atau menetap di
suatu daerah. Mobilitas penduduk permanen disebut migrasi.
Di Indonesia
terjadi migrasi antara dari desa ke kota dengan pengharapan penduduk yang
berada di desa migrasi ke kota agar mendapatkan kehidupan yang layak dengan
bekerja di kota.
3. JENIS
STRUKTUR PENDUDUK
Struktur
penduduk terdiri dari 3 jenis, yaitu :
Piramida Penduduk Muda : Piramida ini
menggambarkan komposisi penduduk dalam pertumbuhan dan sedang berkembang.
Jumlah angka kelahiran lebih besar daripada jumlah kematian. Bentuk ini umumnya
kita lihat pada negara – negara yang sedang berkembang. Misalnya : India,
Brazil dan Indonesia.
Piramida Stationer : Bentuk piramida ini
menggambarkan keadaan penduduk yang tetap (statis) sebab tingkat kematian
rendah dan tingkat kelahiran tidak begitu tinggi. Piramida penduduk yang
berbentuk system ini terdapat pada negara-negara yang maju seperti Swedia,
Belanda dan Skandinavia.
Piramida Penduduk Tua : Bentuk piramida
penduduk ini menggambarkan adanya penurunan tingkat kelahiran yang sangat pesat
dan tingkat kematian yang kecil sekali. Apabila angka kelahiran jenis kelamin
pria besar, maka suatu Negara bias kekurangan penduduk. Negara yang bentuk
piramida penduduknya seperti ini adalah Jerman, Inggris, Belgia dan Perancis.
Bentuk-Bentuk
Piramida
Jenis-jenis
piramida penduduk dibedakan menjadi 3, yaitu piramida penduduk muda
(ekspansive), piramida penduduk stasioner, dan piramida penduduk tua
(konstruktif) :
Piramida Penduduk Muda (Expansive).
Suatu wilayah
yang memiliki angka kelahiran yang tinggi dan angka kematian yang rendah
sehingga daerah ini mengalami pertumbuhan penduduk yang cepat. Piramida ini
dicirikan sebagian besar penduduk masuk dalam kelompok umur muda. Contohnya
adalah negara-negara yang sedang berkembang, misalnya Indonesia, Malaysia,
Filipina, dan India.
Piramida Penduduk Stasioner.
Suatu wilayah
memiliki angka kelahiran dan angka kematian yang sama-sama rendah (seimbang).
Contohnya adalah negara-negara Eropa Barat.
Piramida Penduduk Tua (Constructive).
Suatu wilayah
memiliki angka kelahiran yang menurun dengan cepat dan tingkat kematian yang
rendah. Piramida ini juga dicirikan dengan jumlah kelompok umur muda lebih
sedikit dibanding kelompok umur tua. Contohnya adalah negara-negara yang sudah
maju, misalnya Amerika Serikat.
RASIO
KETERGANTUNGAN
Rasio
Ketergantungan (Dependency Ratio) adalah perbandingan antara jumlah penduduk
berumur 0-14 tahun, ditambah dengan jumlah penduduk 65 tahun keatas
dibandingkan dengan jumlah penduduk usia 15-64 tahun.
Rasio
ketergantungan dapat dilihat menurut usia yakni Rasio Ketergantungan Muda dan
Rasio Ketergantungan Tua :
Rasio Ketergantungan Muda adalah
perbandingan jumlah penduduk umur 0-14 tahun dengan jumlah penduduk umur 15 –
64 tahun.
Rasio Ketergantungan Tua adalah
perbandingan jumlah penduduk umur 65 tahun ke atas dengan jumlah penduduk di
usia 15-64 tahun.
Rasio
ketergantungan (dependency ratio) dapat digunakan sebagai indikator yang secara
kasar dapat menunjukkan keadaan ekonomi suatu negara apakah tergolong negara
maju atau negara yang sedang berkembang. Dependency ratio merupakan salah satu
indikator demografi yang penting. Semakin tingginya persentase dependency ratio
menunjukkan semakin tingginya beban yang harus ditanggung penduduk yang
produktif untuk membiayai hidup penduduk yang belum produktif dan tidak produktif
lagi. Sedangkan persentase dependency ratio yang semakin rendah menunjukkan
semakin rendahnya beban yang ditanggung penduduk yang produktif untuk membiayai
penduduk yang belum produktif dan tidak produktif lagi.
KEBUDAYAAN DAN KEPRIBADIAN
1. PERTUMBUHAN
DAN PERKEMBANGAN KEBUDAYAAN DI INDONESIA
Zaman Batu Tua (Palaeolithikum)
Alat-alat batu pada zaman batu tua, baik bentuk
ataupun permukaan peralatan masih kasar, misalnya kapak genggam Kapak genggam
semacam itu kita kenal dari wilayah Eropa, Afrika, Asia Tengah, sampai
Punsjab(India), tapi kapak genggam semacam ini tidak kita temukan di daerah
Asia Tenggara
Berdasarkan penelitian para ahli prehistori,
bangsa-bangsa Proto-Austronesia pembawa kebudayaan Neolithikum berupa kapak
batu besar ataupun kecil bersegi-segi berasal dari Cina Selatan, menyebar ke
arah selatan, ke hilir sungai-sungai besar sampai ke semenanjung Malaka Lalu
menyebar ke Sumatera, Jawa. Kalimantan Barat, Nusa Tenggara, sampai ke Flores,
dan Sulawesi, dan berlanjut ke Filipina.
Zaman Batu
Muda (Neolithikum)
Manusia pada zaman batu muda telah mengenal dan
memiliki kepandaian untuk mencairkan/melebur logam dari biji besi dan
menuangkan ke dalam cetakan dan mendinginkannya. Oleh karena itulah mereka
mampu membuat senjata untuk mempertahankan diri dan untuk berburu serta membuat
alat-alat lain yang mereka perlukan.
Ciri – ciri zaman batu muda :
·
Mulai menetap dan membuat rumah
·
Membentuk kelompok masyarakat desa
·
Bertani
·
Berternak untuk memenuhi kebutuhan hidup
Bangsa-bangsa Proto-austronesia yang masuk dari
Semenanjung Indo-China ke Indonesia itu membawa kebudayaan Dongson, dan
menyebar di Indonesia. Materi dari kebudayaan Dongson berupa senjata-senjata
tajam dan kapak berbentuk sepatu yang terbuat dari bahan perunggu.
2. KEBUDAYAAN
HINDU, BUDHA, DAN ISLAM
KEBUDAYAAN HINDU
DAN BUDHA
Pada abad ke-3
dan ke-4 agama hindu mulai masuk ke Indonesia di Pulau Jawa. Perpaduan atau
akulturasi antara kebudayaan setempat dengan kebudayaan. Sekitar abad ke 5
ajaran Budha masuk ke indonesia, khususnya ke Pulau Jawa. Agama Budha dapat
dikatakan berpandangan lebih maju dibandingkan Hinduisme,sebab budhisme tidak
menghendaki adanya kasta-kasta dalam masysrakat. Walaupun demikian, kedua agama
itu di Indonesia, khususnya di Pulau Jawa tumbuh dan berdampingan secara damai.
Baik penganut hinduisme maupun budhisme masng-masing menghasilkan karya- karya
budaya yang bernilai tinggi dalam seni bangunan, arsitektur, seni pahat, seni
ukir, maupun seni sastra, seperti tercermin dalam bangunan, relief yang diabadikan
dalam candi-candi di Jawa Tengah maupun di Jawa Timur diantaranya yaitu
Borobudur, Mendut, Prambanan, Kalasan, Badut, Kidal, Jago, Singosari, dll.
KEBUDAYAAN ISLAM
Abad ke 15 da 16
agama islam telah dikembangkan di Indonesia, oleh para pemuka-pemuka islam yang
disebut Walisongo. Titik penyebaran agama Islam pada abad itu terletak di Pulau
Jawa. Sebenarnya agama Islam masuk ke Indonesia, khususnya di Pulau Jawa
sebelum abad ke 11 sudah ada wanita islam yang meninggal dan dimakamkan di Kota
Gresik. Masuknya agama Islam ke Indonesia berlangsung secara damai. Hal ini di
karena masuknya Islam ke Indonesia tidak secara paksa.
Abad ke 15
ketika kejayaan maritim Majapahit mulai surut , berkembanglah negara-negara
pantai yang dapat merongrong kekuasaan dan kewibawaan majapahit yang berpusat
pemerintahan di pedalaman. Negara- negara yang dimaksud adalah Negara malaka di
Semenanjung Malaka,Negara Aceh di ujung Sumatera, Negara Banten di Jawa Barat,
Negara Demak di Pesisir Utara Jawa Tengah, Negara Goa di Sulawesi Selatan .
Dalam proses perkembangan negara-negara tersebut yang dikendalikan oleh
pedagang. Pedagang kaya dan golongan bangsawan kota- kota pelabuhan, nampaknya
telah terpengaruh dan menganut agama Islam. Daerah-daerah yang belum tepengaruh
oleh kebudayaan Hindu, agama Islam mempunyai pengaruh yang mendalam dalam
kehidupan penduduk. Di daerah yang bersangkutan. Misalnya Aceh, Banten,
Sulawesi Selatan, Sumatera Timur, Sumatera Barat, dan Pesisr Kalimantan.
3. KEBUDAYAAN
BARAT
Unsur kebudayaan
barat juga memberi warna terhadap corak lain dari kebudayaan dan kepribadian
bangsa Indonesia adalah kebudayaan Barat. Masuknya budaya Barat ke Negara
Republik Indonesia ketika kaum kolonialis atau penjajah masuk ke Indonesia,
terutama bangsa Belanda. Penguasaan dan kekuasaan perusahaan dagang Belanda
(VOC) dan berlanjut dengan pemerintahan kolonialis Belanda, di kota-kota
propinsi, kabupaten muncul bangunan-bangunan dengan bergaya arsitektur Barat.
Dalam waktu yang sama, dikota-kota pusat pemarintahan, terutama di Jawa,
Sulawesi Utara, dan Maluku berkembang dua lapisan sosial ; Lapisan sosial yang
terdiri dari kaum buruh, dan kaum pegawai.
Sehubungan dengan
itu penjelasan UUD’45 memberikan rumusan tentang kebudayaan memberikan rumusan
tentang kebudayaaan bangsa Indonesia adalah: kebudayaan yang timbul sebagai
buah usaha budi rakyat Indonesia seluruhnya, termasuk kebudayaan lama dan asli
yang ada sebagai puncak kebudayaan di daerah-daerah di seluruh Indonesia. Dalam
penjelasan UUD’45 ditujukan ke arah mana kebudayaan itu diarahkan, yaitu menuju
kearah kemajuan budaya dan persatuan, dengan tidak menolak bahan baru
kebudayaan asing yang dapat mengembangkan kebudayaan bangsa sendiri serta
mempertinggi derajat kemanusiaan bangsa Indonesia
SUMBER :