1. PERTUMBUHAN INDIVIDU
A. PENGETIAN
INDIVIDU
Individu berasal dari kata latin individuum yang artinya
tidak terbagi. Individu menekankan penyelidikan kepada kenyataan-kenyataan
hidup yang istimewa dan seberapa mempengaruhi kehidupan manusia (Abu Ahmadi,
1991: 23). Individu bukan berarti manusia sebagai suatu keseluruhan yang tidak
dapat dibagi, melainkan sebagi kesatuan yang terbatas, yaitu sebagai manusia
perseorangan.
Individu adalah seorang manusia yang tidak hanya memiliki
peranan khas di dalam lingkungan sosialnya,melainkan juga mempunyai kepribadian
serta pola tingkah laku spesifik dirinya.
B. PENGERTIAN
PERTUMBUHAN
Pertumbuhan dapat diartikan sebagai perubahan kuantitatif
pada materil sesuatu sebagai akibat dari adanya pengaruh lingkungan. Perubahan
kuantitatif ini dapat berupa pembesaran atau pertambahan dari tidak ada menjadi
tidak ada, dari kecil menjadi besar dari sedikit menjadi banyak, dari sempi t
menjadi luas, dan lain-lain.
C. FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI PERTUMBUHAN INDIVIDU
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan individu,
yaitu:
1. Faktor
Biologis
Semua manusia normal dan sehat pasti memiliki anggota tubuh
yang utuh seperti kepala, tangan , kaki dan lainya. Hal ini dapat menjelaskan
bahwa beberapa persamaan dalam kepribadian dan perilaku. Namun ada warisan
biologis yang bersifat khusus. Artinya, setiap individu tidak semua ada yang
memiliki karakteristik fisik yang sama.
2. Faktor
Geografis
Setiap lingkungan fisik yang baik akan membawa kebaikan pula
pada penghuninya. Sehingga menyebabkan hubungan antar individu bisa berjalan
dengan baik dan mencimbulkan kepribadian setiap individu yang baik juga. Namun
jika lingkungan fisiknya kurang baik dan tidak adanya hubungan baik dengan
individu yang lain, maka akan tercipta suatu keadaan yang tidak baik pula.
3. Faktor
Kebudayaan Khusus
Perbedaan kebuadayaan dapat mempengaruhi kepribadian
anggotanya. Namun, tidak berarti semua individu yang ada didalam masyarakat
yang memiliki kebudayaan yang sama juga memiliki kepribadian yang sama juga.
2. FUNGSI KELUARGA
Pada dasarnya keluarga mempunyai fungsi-fungsi pokok yang
sulit diubah dan digantikan oleh orang atau lembaga lain tetapi karena
masyarakat sekarang ini telah mengalami perubahan, tidak menutup kemungkinan
sebagian dari fungsi sosial keluarga tersebut mengalami perubahan. Dalam
pelaksanaan fungsi-fungsi keluarga tersebut akan banyak dipengaruhi oleh
ikatan-ikatan dalam keluarga, hal ini sesuai dengan yang dikatakan MI Solaeman
(1978:18) bahwa : “Pada dasarnya keluarga mempunyai fungsi-fungsi yang pokok,
yaitu fungsi-fungsi yang tidak bisa dirubah dan digantikan oleh orang lain,
sedangkan fungsi-fungsi lain atau fungsi-fungsi sosial relatif lebih mudah
berubah atau mengalami perubahan”.
Mengenal fungsi keluarga Abu Ahmadi (1991:247) mengemukakan
bahwa tugas atau fungsi keluarga bukan merupakan fungsi yang tunggal tetapi
jamak. Secara sederhana dapat dikemukakan bahwa fungsi kelurga adalah :
Menstabilkan situasi keluarga dalam arti stabilisasi situasi
ekonomi keluarga
Mendidik
Pemelihara fisik dan psikis keluarga, termasuk disini
kehidupan religius.
Mengenai fungsi keluarga, khususnya tanggung jawab orang tua
terhadap anaknya Singgih P Gunarsa (1991:54) mengemukakan sebagai berikut :
“Tanggung jawab orang tua ialah memenuhi kebutuhan-kebutuhan si anak baik dari
sudut organis-Psikologis, antara lain makanan, maupun kebutuhan-kebutuhan
psikis seperti kebutuhan-kebutuhan akan perkembangan, kebutuhan intelektual
melalui pendidikan, kebutuhan rasa dikasihi, dimengerti dan rasa aman melalui
perawatan asuhan ucapan-ucapan dan perlakuan”.
Dari konsep tersebut diterangkan bahwa diantaranya peran
orang tua ini sangat penting sekali terhadap pemenuhan kebutuhan intelektual
bagi anak melalui pendidikan.Hal ini merupakan tanggung jawab orang tua harus
diberikan kepada anaknya sehingga orang tua ditekankan harus mengerti akan
fungsi keluarga dan tentunya pemahaman tentang pendidikan. Ini harus
benar-benar dirasakan oleh orang tua sampai mampu berkeinginan untuk
melanjutkan sekolah anaknya ke yang lebih tinggi sehingga wawasan dan pemahaman
anak bisa lebih luas.
Selain dari pendapat diatas mengenai fungsi keluarga ini
menurut MI Soelaeman mengatakan sebagai berikut :
A.
Fungsi Edukatif – Sebagai suatu unsur dari
tingkat pusat pendidikan, merupakan lingkungan pendidikan yang pertama bagi
anak. Dalam kedudukn ini, adalah suatu kewajaran apabila kehidupan keluarga
sehari-hari, pada saar-saat tertentu terjadi situasi pendidikan yang dihayati oleh
anak dan diarahkan pada perbuatan-perbuatan yang sesuai dengan tujuan
pendidikan.
B.
Fungsi Sosialisasi – Melalui interaksi dalam
keluarg anak mempelajari pola-pola tingkahlaku, sikap, keyakinan, cita-cita
serta nilai-nilai dalam masyarakat dalam rangka pengembangan kepribadiannya.
Dalam rangka melaksanakan fungsi sosialisasi ini, keluarga mempunyai kedudukan
sebagai penghubung antara anak dengan kehidupan sosial dan norma-norma sosial
yang meliputi penerangan, penyaringan dan penafsiran ke dalam bahasa yang
dimengerti oleh anak.
C.
Fungsi protektif – Fungsi ini lebih menitik
beratkan dan menekankan kepada rasa aman dan terlindungi apabila anak merasa
aman dan terlindungi barulah anak dapat bebas melakukan penjajagan terhadap
lingkungan.
D.
Fungsi Afeksional – Yang dimaksud dengan fungsi
afeksi adaslah adanya hubungan sosial yang penuh dengan kemesraan dan afeksi.
Anak biasanya mempunyai kepekaan tersendiri akan iklim-iklim emosional yang
terdapat dalam keluarga kehangatan yang terpenting bagi perkembangan keperibadian
anak
E.
Fungsi Religius – Keluarga berkewajiban
mmperkenalkan dan mengajak anak serta keluarga pada kehidupan beragama.
Sehingga melalui pengenalan ini diharapkan keluarga dapat mendidik anak serta
anggotanya menjadi manusia yang beragama sesuai dengan keyakinan keluarga
tersebut.
F.
Fungsi Ekonomis – Fungsi keluarga ini meliputi
pencarian nafkah, perencanaan dan pembelanjaannya. Pelaksanaanya dilakukan oleh
dan untuk semua anggota keluarga, sehingga akan menambah saling mengerti,
solidaritas dan tanggung jawab bersama.
G.
Fungsi Rekreatif – Suasana keluarga yang tentram
dan damai diperlukan guna mengembalikan tenaga yang telah dikeluarkan dalam
kehidupan sehari-hari
H.
Fungsi Biologis – Fungsi ini berhubungan dengan
pemenuhan kebutuhan-kebutuhan biologis keluarga, diantaranya kebutuhan seksuil.
Kebutuhan ini berhubungan dengan pengembangan keturunan atau keinginan untuk
mendapatkan keturunan. Selain itu juga yang termasuk dalam fungsi biologis ini
yaitu perlindungan fisik seperti kesehatan jasmani dan kebutuhan jasmani yaitu
dengan terpenuhinya kebutuhan sandang, pangan dan papan akan mempengaruhi
kepada jasmani setiap anggota keluarga.
Dari uraian mengenai fungsi-fungsi keluaga diatas, maka
jelaslah bahwa fungsi-fungsi ini semuanya memegang peranan penting dalam
keluarga, terutama dalam meningkatkan kesejahteraan individu yang menjadi
anggota keluarganya. Untuk itu dalam penerapannya hendaknya fungsi-fungsi
tersebut berjalan secara seimbang, karena akan membantu keharmonisan serta
kehidupan keluarga. Pelaksanaan fungsi-fungsi keluarga ini disertai dengan
suasana yang baik serta fasilitas yang memadai.
3. INDIVIDU, MASYARAKAT, DAN KELUARGA
A. Pengertian Keluarga
Keluarga merupakan bagian
masyarakat yang fundamental bagi kehidupan pembentukan kepribadian anak
manusia. Hal ini diungkapkan Syarief Muhidin (1981:52) yang mengemukakan bahwa
: “Tidak ada satupun lembaga kemasyarakatan yang lebih efektif di dalam
membentuk keperibadian anak selain keluarga. Keluarga tidak hanya membentuk
anak secara fisik tetapi juga berpengaruh secara psikologis”.
Pendapat diatas dapat
dimungkinkan karena keluarga merupakan lingkungan pertam dan utama bagi seorang
anak manusia, di dalam keluarga seorang anak dibesarkan, mempelajari cara-cara
pergaulan yang akan dikembangkannya kelak di lingkungan kehidupan sosial yang
ada di luar keluarga. Dengan perkataan lain di dalam keluarga seorang anak
dapat memenuhi kebutuhan-kebutuhannya, baik kebutuhan fisik, psikis maupun
sosial, sehingga mereka dapat tumbuh dan berkembang dengan baik. Disamping itu
pula seorang anak memperoleh pendidikan yang berkenaan dengan nilai-nilai
maupun norma-norma yang ada dan berlaku di masyarakat ataupun dalam keluarganya
sendiri serta cara-cara untuk menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Sedangkan istilah keluarga itu
sendiri memiliki beraneka ragam pngertian, salh satunya diungkapkan oleh Paul B
Houton dan Chester L Hunt (1987:267) adalah sebagai berikut :
·
Suatu kelompok yang mempunyai nenek moyang yang
sama
·
Suatu kelompok kekerabatan yang disatukan oleh
darah atau perkawinan
·
Pasangan perkawinan dengan atau tanpa anak
·
Pasangan tanpa nikah yang mempunyai anak
·
Satu orang dengan beberapa anak.
Karena beragam dan luasnya
pengertian tentang keluarga maka penting adanya pembatasan atau definisi
keluarga. Diantaranya pendapat Burgess dan Lock yang membedakan keluarga dengan
kelompok sosial lainnya adalah sebagai berikut
Keluarga adalah susunan
orang-orang yang disatukan oleh ikatan-ikatan perkawinan, darah atau adopsi.
Pertalian antara suami dan istri adalah perkawinan dan hubungan antara orang
tua dan anak biasanya adalah darah atau kadangkala adopsi
Anggota-anggota keluarga ditandai
dengan hidup bersama dibawah satu atap dan merupakan susunan satu rumah tangga,
kadang-kadang seperti masa lampau rumah tangga adalah keluarga luas, meliputi
didalamnya empat sampai lima generasi. Sekarang rumah tangga semakin kecil
ukurannya, umunya dibatasi oleh suami istri anak atau dengan satu anak, dua
atau tiga anak.
Keluarga merupakan kesatuan dari
orang-orang yang berinteraksi dan berkomunikasi yang menciptakan
peranan-peranan sosial bagi si suami dan istri, ayah dan ibu, putra dan putri,
saudara laki-laki dan saudara perempuan. Peranan-peranan tersebut dibatasi oleh
masyarakat, tetapi masing-masing keluarga diperkuat melalui sentimen-sentimen
yang sebagian merupakan tradisi dan sebagian lagi emosional yang menghasilkan
pengalaman.
Keluarga adalah pemelihara suatu
kebudayaan bersama yang diperoleh pada hakekatnya dari kebudayaan umum, tetapi
dalam suatu masyarakat yang kompleks masing-masing keluarga mempunyai ciri-ciri
yang berlainan dengan keluarga lain. Berbeda kebudayaan dari setiap keluarga
timbul melalui komunikasi anggota-anggota keluarga yang merupakan gabungan dari
pola-pola tingkah laku individu (dalam Khairudin, 1985).
Pada garis besarnya keluarga
dapat dibagi kedalam dua bentuk besar yaitu keluarga luas (extended family) dan
keluarga Inti (nuclear family). Keluarga luas adalah satuan keluarga yang
meliputi lebih dari satu generasi dan satu lingkungan kaum keluarga yang lebih
luas daripada hanya ayah, ibu dan anak-anak atau dengan perkataan lain,
keluarga luas merupakan keluarga inti ditambah dengan anggota-anggota keluarga
yang lain, atau keluarga yang lebih dari satu generasi. Sedangkan keluarga inti
dapat didefinisikan dengan keluarga atau kelompok yang terdiri dar atah, ibu
dan anak-anak yang belum dewasa atau belum menikah.
B.
Pengertian Masyarakat
Masyarakat (sebagai terjemahan istilah society) adalah
sekelompok orang yang membentuk sebuah sistem semi tertutup (atau semi
terbuka), dimana sebagian besar interaksi adalah antara individu-individu yang
berada dalam kelompok tersebut. Kata "masyarakat" sendiri berakar
dari kata dalam bahasa Arab, musyarak. Lebih abstraknya, sebuah masyarakat
adalah suatu jaringan hubungan-hubungan antar entitas-entitas. Masyarakat
adalah sebuah komunitas yang interdependen (saling tergantung satu sama lain).
Umumnya, istilah masyarakat digunakan untuk mengacu sekelompok orang yang hidup
bersama dalam satu komunitas yang teratur.
Menurut Syaikh Taqyuddin An-Nabhani, sekelompok manusia
dapat dikatakan sebagai sebuah masyarakat apabila memiliki pemikiran, perasaan,
serta sistem/aturan yang sama. Dengan kesamaan-kesamaan tersebut, manusia
kemudian berinteraksi sesama mereka berdasarkan kemaslahatan.
Masyarakat sering diorganisasikan berdasarkan cara utamanya
dalam bermata pencaharian. Pakar ilmu sosial mengidentifikasikan ada:
masyarakat pemburu, masyarakat pastoral nomadis, masyarakat bercocoktanam, dan
masyarakat agrikultural intensif, yang juga disebut masyarakat
peradaban. Sebagian pakar menganggap masyarakat industri dan
pasca-industri sebagai kelompok masyarakat yang terpisah dari masyarakat
agrikultural tradisional.
Masyarakat dapat pula diorganisasikan berdasarkan struktur
politiknya: berdasarkan urutan kompleksitas dan besar, terdapat masyarakat
band, suku, chiefdom, dan masyarakat negara. Kata society berasal dari bahasa
latin, societas, yang berarti hubungan persahabatan dengan yang lain. Societas
diturunkan dari kata socius yang berarti teman, sehingga arti society
berhubungan erat dengan kata sosial. Secara implisit, kata society mengandung
makna bahwa setiap anggotanya mempunyai perhatian dan kepentingan yang sama
dalam mencapai tujuan bersama.
Untuk menganalisa secara ilmiah tentang proses terbentuknya
masyarakat sekaligus problem-problem yang ada sebagai proses-proses yang sedang
berjalan atau bergeser kita memerlukan beberapa konsep. Konsep-konsep tersebut
sangat perlu untuk menganalisa proses terbentuk dan tergesernya masyarakat dan
kebudayaan serta dalam sebuah penelitian antropologi dan sosiologi yang disebut
dinamik sosial (social dynamic).
C. Masyarakat
terbagi menjadi 2 golongan, yaitu :
1. Masyarakat sederhana. Dalam lingkungan masyarakat
sederhana (primitive) pola pembagian
kerja cenderung dibedakan menurut jenis kelamin. Pembagian kerja berdasarkan
jenis kelamin, nampaknya berpangkal tolak dari latar belakang adanya kelemahan
dan kemampuan fisik antara seorang wanita dan pria dalam menghadapi
tantangan-tantangan alam yagn buas saat itu.
Masyarakat Maju.
Masyarakat maju memiliki aneka ragam kelomok sosial, atau lebih dikenal dengan
sebuatan kelompok organisasi kemasyarakatan yang tumbuh dan berkembang
berdasarkan kebutuhan serta tujuan tertentu yang akan dicapai. Dalam lingkungan
masyarakat maju, dapat dibedakan.
D. Perbedaan
Antara Kel.Masyarakat Industri Dengan Masyarakat Non Industri
1. Masyarakat non
Industri
Secara garis besar, kelompoknasional atau organisasi
kemasyarakatan non industri dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu
kelompok primer (primary group) dan kelompok sekunder (secondary group).
- Kelompok
Primer
Dalam kelompok primer, interaksi antar anggota terjalin
lebih intensif, lebih erat, lebih akrab. Kelompok primer ini disebut juga
kelompok ”face to face group”, sebab para anggota kelompok sering berdialog,
bertatap muka, karena itu saling mengenal lebih dekat, lebih akrab.Sifat interaksidalam
kelompok-kelompok primer bercorak kekeluargaan dan lebih berdasarkan simpati.
Pembagian kerja atau pembagian tugas pada kelompok, yaitu
menerima serta menjalankan tugas idak secara paksa, lebih dititik beratkan pada
kesadaran, tanggung jawab para anggota dan berlangsung atas dasar rasa simpati
dan secara sukarela. Contoh-contoh kelompok primer, antara lain : keluarga,
rukun tetangga, kelompok belajar, kelompok agama, dan lain sebagainya.
- Kelompok
sekunder
Antara anggota kelompok sekunder, terpaut saling hubungan
tak langsung, formal, juga kurang bersifat kekeluargaan.Oleh karena itu, sifat
interaksi, pembagian kerja antar anggota kelompok di atur atas dasar
pertimbangan-pertimbangan rasional. Obyektif.
Para anggota menerima pembagian kerja/tugas atas dasar
kemampuan : keahlian tertentu, disamping dituntut dedikasi.
Hal-hal semacam itu diperlukan untuk mencapai target dan
tujuan tertentu yang telah dif lot dalam program-program yang telah disepakati.
Contoh-contoh kelompok sekunder, misalnya : partai politik, perhimpunan serikat
kerja/serikat buruh, organisasi profesi dan sebagainya.
2. Masyarakat
Industri
Jika pembagian kerja bertambah kompleks, suatu tanda bahwa
kapasitas masyarakat semakin tinggi. Solidaritas didasarkan pada hubungan
saling ketergantungan antara kelompok-kelompok masyarakat yang telah mengenal
pengkhususan. Otonomi sejenis, juga menjadi ciri dari bagian atau
kelompok-kelompok masyarakat industri. Otonomi sejenis dapat diartikan dengan
kepandaian/keahlian khusus yang dimiliki seseorang secara mandiri, sampai pada
batas-batas tertentu.
Contoh-contoh : tukang roti, tukang sepatu, tukang bubut,
tukang las, ahli mesin, ahli listrik, ahli dinamo, mereka dapat bekerja secara
mandiri. Dengan timbulnya spesialisasi fungsional, makin berkurang pula,
ide-ide kolektif untuk diekspresikan dan dikerjakan bersama. Dengan demikian
semakin komplek pembagian kerja, semakin banyak tibul kepribadian individu.
Perbedaan antara masyarakat industry dan masyarakat non
industry adalah terdapat pada mata pencarian peranan serta tempat dimana mereka
berada. Jika di non industry masyarakat yanga ada di atur atas dasar
pertimbangan rasional sehingga masyarakat non industry sekunder kurang memiliki
sifat kekeluargaan yang bagus.
4. HUBUNGAN ANTARA INDIVIDU KELUARGA DAN
MASYARAKAT
A. MAKNA INDIVIDU
Manusia adalah makhluk individu.
Makhluk individu berarti makhluk yang tidak dapat dibagi-apat dipisah-pisahkan
antara jiwa dan raganya. Pendapat lain bahwa manusia sebagai makhluk individu,
tidak hanya dalam arti makhluk keseluruhan jiwa raga, melainkan juga dalam arti
bahwa tiap-tiap orang itu merupakan pribadi(individu) yang khas menurut corak
kepribadiannya, termasuk kecakapan-kecakapan serta kelemahan-kelemahannya.
B. MAKNA KELUARGA
Keluarga adalah merupakan
kelompok primer yang paling penting di dalam masyarakat. Keluarga merupakan
sebuah group yang terbentuk dari perhubungan laki-laki dan wanita, perhubungan
mana sedikit banyak berlangsung lama untuk menciptakan dan membesarkan
anak-anak.
Disini kita sebutkan 5 macam
sifat terpenting, yaitu :
1. Hubungan suami-isteri
2. Bentuk perkawinan di mana
suami-isteri itu diadakan dan dipelihara
3. Susunan nama-nama dan
istilah-istilah termasuk cara menghitung keturunan
4. Milik atau harga benda
keluarga
5. Pada umumnya keluarga itu
tempat bersama / rumah bersama
C. MAKNA MASYARAKAT
Seperti halnya dengan definisi
sosiologi yang banyak jumlahnya kita dapati pula definisi-definisi tentang
masyarakat yang juga tidak sedikit. Mengenai arti masyarakat ini, baiklah di
sini kita kemukakan beberapa definisi mengenai masyarakat itu, seperti misalnya
:
1. R. Linton : Setiap kelompok
manusia yang telah cukup lama hidup dan bekerja sama, sehingga mereka itu
mengorganisasikan dirinya dan berfikir tentang dirinya sebagai satu kesatuan
sosial dengan batas-batas tertentu
2. M.J Herskovist : Kelompok
individu yang diorganisasikan dan mengikuti satu cara hidup tertentu
3. J.L Gillin dan J.P Gillin :
kelompok manusia yang terbesar dan mempunyai kebiasaan, tradisi, sikap dan
perasaan persatuan yang sama
4. S.R Steinmetz : Kelompok
manusia yang terbesar yang meliputi pengelompokkan-pengelompokkan manusia yang
lebih kecil, yang mempunyai hubungan yang erat dan teratur
5. Hasan Shadily : Golongan besar
atau kecil dari beberapa manusia, dengan atau karena sendirinya, bertalian
secara golongan dan mempunyai pengaruh kebatinan satu sama lain.
Kelompok manusia yang dimaksud di
atas yang belum terorganisasikan mengalami proses fundamental, yaitu :
a.
Adaptasi dan organisasi dari tingkah laku para anggota Timbul perasaan
berkelompok secara lambat laun atau lesprit de corps Proses ini biasanya
bekerja tanpa disadari dan diikuti oleh semua anggota kelompok dalam suasana
trial dan error.
Mengingat definisi-definisi
masyarakat tersebut di atas, maka dapat di ambil kesimpulan, bahwa masyarakat
harus mempunyai syarat-syarat sebagai berikut :
b.
Harus ada pengumpulan manusia, dan harus banyak. Bukan pengumpulan
binatang
c.
Telah bertempat tinggal dalam waktu yang lama dalam suatu daerah
tertentu
d.
Adanya aturan atau undang-undang yang mengatur mereka untuk menuju
kepada kepentingan dan tujuan bersama
Hal ini disebabkan manusia sejak lahir
mempunyai 2 hasrat / keinginan, yaitu :
– Keinginan untuk menjadi satu dengan
manusia lain disekelilingnya (yaitu masyarakat), ilmu sosial
– keinginan untuk menjadi satu dengan
suasana sekelilingnya
Menurut Ellwood, faktor-faktor yang
menyebabkan manusia hidup bersama, adalah :
a. Dorongan untuk mencari makan
b. Dorongan untuk mempertahankan diri
c. Dorongan untuk melangsungkan jenis
Jadi masyarakat itu dibentuk oleh
individu-individu yang beradab dalam keadaan sadar. Individu-individu yang
hilang ingatan, individu-individu yang fikirannya rusak, individu-individu type
bertapa tidak dapat menjadi anggota masyarakat yang permanen, melainkan
hanyalah kepada mereka yang benar-benar saling mengikatkan dirinya dengan
individu-individu lainnya
C. URBANISASI
Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota.
Urbanisasi adalah masalah yang cukup serius bagi kita semua. Persebaran
penduduk yang tidak merata antara desa dengan kota akan menimbulkan berbagai
permasalahan kehidupan sosial kemasyarakatan. Jumlah peningkatan penduduk kota
yang signifikan tanpa didukung dan diimbangi dengan jumlah lapangan pekerjaan,
fasilitas umum, aparat penegak hukum, perumahan, penyediaan pangan, dan lain
sebagainya tentu adalah suatu masalah yang harus segera dicarikan jalan
keluarnya.
Berbeda dengan perspektif ilmu kependudukan, definisi
urbanisasi berarti persentase penduduk yang tinggal di daerah perkotaan.
Perpindahan manusia dari desa ke kota hanya salah satu penyebab urbanisasi.
Perpindahan itu sendiri dikategorikan 2 macam, yakni migrasi penduduk dan
mobilitas penduduk. Migrasi penduduk adalah perpindahan penduduk dari desa ke
kota yang bertujuan untuk tinggal menetap di kota, sedangkan Mobilitas Penduduk
berarti perpindahan penduduk yang hanya bersifat sementara saja atau tidak
menetap.
Untuk mendapatkan suatu niat untuk hijrah atau pergi ke kota
dari desa, seseorang biasanya harus mendapatkan pengaruh yang kuat dalam bentuk
ajakan, informasi media massa, impian pribadi, terdesak kebutuhan ekonomi, dan
lain sebagainya.
Pengaruh-pengaruh tersebut bisa dalam bentuk sesuatu yang
mendorong, memaksa atau faktor pendorong seseorang untuk urbanisasi, maupun
dalam bentuk yang menarik perhatian atau faktor penarik. Di bawah ini adalah
beberapa atau sebagian contoh yang pada dasarnya dapat menggerakkan seseorang
untuk melakukan urbanisasi perpindahan dari pedesaaan ke perkotaan.
Faktor Penarik
·
Kehidupan kota yang lebih modern
·
Sarana dan prasarana kota lebih lengkap
·
Banyak lapangan pekerjaan di kota
·
Pendidikan sekolah dan perguruan tinggi lebih
baik dan berkualitas
Faktor Pendorong
·
Lahan pertanian semakin sempit
·
Merasa tidak cocok dengan budaya tempat asalnya
·
Menganggur karena tidak banyak lapangan
pekerjaan di desa
·
Terbatasnya sarana dan prasarana di desa
·
Diusir dari desa asal
·
Memiliki impian kuat menjadi orang kaya
Keuntungan Urbanisasi
·
Memoderenisasikan warga desa
·
Menambah pengetahuan warga desa
·
Menjalin kerja sama yang baik antarwarga suatu
daerah
·
Mengimbangi masyarakat kota dengan masyarakat
desa
Akibat Urbanisasi
·
Terbentuknya suburb tempat-tempat pemukiman baru
dipinggiran kota
·
Makin meningkatnya tuna karya (orang-orang yang
tidak mempunyai pekerjaan tetap)
·
Masalah perumahan yg sempit dan tidak memenuhi
persyaratan kesehatan
·
Lingkungan hidup tidak sehat, timbulkan
kerawanan sosial dan kriminal
SUMBER :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar